Minggu, 30 April 2017

MMWT Pindad Akan Menggantikan Tank Lama TNI AD

[FNSS/Bordobel]

PT Pindad terus menggenjot produk andalannya untuk memperluas ekspansi bisnis pertahanan. Direktur Utama PT Pindad, Abraham Mose mengungkapkan, target capaian Pindad tahun 2017 ini mencapai Rp. 3,9 triliun. Dengan target yang cukup besar tersebut, pihaknya semakin mengukur kualitas kemampuan produksi terutama untuk produk andalan yang diminati konsumen.

Kami akan terus meningkatkan produksi produk andalan kami seperti senjata SS2, kendaraan tempur, pistol combat, bahan peledak, hingga peralatan industrian,” ungkap Abraham di sela-sela perayaan HUT Pindad ke-34 mengusung tema ‘Membangun Pindad Incorporated Unggul’.

Lebih lanjut dia menerangkan pihaknya menyiapkan langkah khusus, sesuai arahan Presiden Jokowi, agar tidak hanya melihat pasar dalam negeri saja, namun juga melakukan ekspansi ke luar negeri. Terlebih, kata Abraham, permintaan asing terhadap senjata dan kendaraan buatan Pindad terus meningkat.

Menurutnya, selama ini produk Pindad dipakai oleh TNI sebanyak 70%, sedangkan sisanya merupakan produk industrial yang dipesan oleh asing. Dia mencontohkan misalkan saja memperluas ekspansi bisnisnya dalam produk industrial seperti pembuatan alat berat excavator. Hal itu sejalan dengan rencana pembangunan bisnis non alutsista pada 2017-2021 yang menitik beratkan pada ekspoitasi bisnis non alutsista, inovasi dengan teknologi mutakhir serta menjadi pemain global.

Dia pun menambahkan terus memantau besaran persentase dari pertumbuhan produk industrial dan hankam serta tantangan apa yang akan dihadapi oleh Pindad ke depan, khususnya dalam produk industrial. Abraham menyebutkan, jika pertumbuhannya spred the wing, hal ini tumbuh menjadi 40%. Namun bukan berarti bisnis pertahanan menjadi turun justru, tapi sebaliknya industri pertahanan juga harus naik. “Bicara (produk) industrial harus tumbuh sebesar 40-50%,” tegas Abraham.

Lebih jauh Dia menambahkan, berbicara mengenai excavator, maka hal ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi perusahaan. Pasalnya, jangan sampai perusahaan hanya bisa membuat namun tidak bisa menjual. “Kita lakukan terobosan di industrial agar bisa menjual produk ini, apalagi di tahun ini kontrak baru sudah ada lagi sehingga mudah- mudahan bisa lebih besar lagi,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal TNI Mulyono, yang turut hadir dalam acara tersebut, menuturkan, pihaknya terus meningkatkan presentase pemakaian produk Pindad. Diakuinya, produk Pindad semakin diberdayakan, lantaran sudah teruji. Hal ini salah satunya dilihat dari seringnya anggota TNI yang memenangkan kejuaraan internasional dengan memakai senjata buatan Pindad ini.

Yang paling kami andalkan rata-rata adalah senjata ringan. Semuanya kami pakai produk Pindad. Tak hanya itu kami juga memakai tank, panser, serta ke depannya kami pun akan mengganti seluruh tank kami dengan tank medium buatan Pindad,” kata Mulyono.

Diakuinya, masih ada produk Pindad yang memang belum bisa dipakai langsung oleh TNI AD. Akan tetapi pihaknya terus berkordinasi, agar mampu mengurangi ketergantungan produk dari luar negeri.

   sindonews  

Enam BUMN Strategis Gelar Penjualan Bersama

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5qZNX8EXgHh7DQQkCVWsNTBVNf9mgLydOmSYnVEYYiXybtEqGN7IN13O0QuH3Fk87YeLBZDfJ-FC-pJmK5Ve10EKMaKNAjURj6919FalEQh12uVb83ykmddfabqpRgsaMSnPNHgZbTDXo/s1600/16123862_Battallion+Raider+323.+Credit+to+Pen+Yonif+Raider+323..jpgIlustrasi produk BUMNIS [kostrad]

Sebanyak enam BUMN Industri Strategis (BUMNIS) yang tergabung dalam "cluster" "National Defence and Hightech Industry" (NDHI) sepakat melakukan penjualan bersama produk melalui pameran yang digelar di Indonesia maupun di luar negeri.

Siaran pers BUMNIS yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu menyebutkan keenam BUMN tersebut adalah PT Dahana (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero), PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero), PT Industri Nuklir Indonesia (Persero), PT Len Industri (Persero), serta PT Pindad (Persero).

Ketua Konsolidasi BUMNIS yang juga Sekretaris Perusahaan PT Dahana (Persero) Mamat Ruhimat mengatakan sinergi BUMNIS itu bagian dari peta jalan (roadmap) BUMN 2015-2019.

Dijadwalkan, cluster NDHI yang dibentuk pada 22 November 2015 ini akan berpartisipasi pada ajang "Indonesia and Business Development Expo" (IBD) dan "RiTech Expo 2017" pada Agustus dan September 2017.

Sebelumnya pada Juni 2017 di Tokyo, tiga BUMN NDHI, yaitu PT Dirgantara Indonesia (Persero) dan PT Pindad (Persero) serta PT PAL Indonesia dari cluster "National Shipbuilding and Heavy Industry" (NSHI) juga mengikuti pameran pada MAST Asia 2017.

"Konsolidasi ini tidak hanya menjadi ajang mengejar target penjualan, tapi juga untuk menggodok sejumlah kesepakatan untuk bersinergi dalam melakukan publikasi bersama," ujarnya.

Publikasi bersama juga telah dilakukan antara lain di media sosial Twitter, Facebook, Youtube, dan Instagram yang membawa bendera NDHI BUMN, dilanjutkan dengan launching website dan E-Bulletin NDHI pada IBD Expo.

Menurut Mamat, konsep publikasi ini sebagai jalan memperkokoh agenda sinergi BUMN, sekaligus menggali kompetensi masing-masing perusahaan.

"Target publikasi bersama ini memberikan peluang kolaborasi antar-BUMNIS atau partner BUMNIS lainnya. Apabila masyarakat ingin lebih tahu tentang NDHI kami persilahkan untuk dapat mengikuti atau follow media sosial NDHI," ujarnya.

   antara  

Sabtu, 29 April 2017

Spanyol Kerja Sama dalam Penanggulangan Terorisme

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol  Suhardi Alius dan pimpinan CITCO, JosKepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Suhardi Alius dan pimpinan CITCO, Jos (istimewa)

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Suhardi Alius, melakukan pertemuan dengan El Centro de Inteligencia contra el Terrorismo y el Crimen Organizado (CITCO) / Intelligence Center Against Terrorism and Organised Crime yang merupakan Badan Anti-Teror Spanyol.

Pertemuan tersebut dilaksanakan di Madrid, Spanyol, pada Jumat (28/4) waktu setempat atau malam WIB.

Kepala BNPT disambut langsung oleh pimpinan CITCO, José Luis Olivera Serrano bersama jajarannya. Kunjungan tersebut merupakan undangan dari pihak CITCO sebagai upaya untuk memperkuat kerja sama di bidang penanggulangan terorisme.

Pihak badan antiteror Spanyol ingin mengetahui perkembangan dalam hal penanganan terorisme di Indonesia. Selain itu, dengan banyaknya kejadian-kejadian di Eropa kita juga ingin mengetahui mengenai perkembangan terorisme di Spanyol. Karena perlu diketahui, Spanyol juga merupakan salah satu pintu masuk ke Eropa,” ujar Suhardi Alius, Sabtu (29/4) WIB usai melakukan pertemuan tersebut.

Kepala BNPT mengungkapkan, pertemuan tersebut sebagai tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Indonesia dengan Spanyol yang telah berlangsung pada 2015 lalu.

Dalam MoU tersebut Indonesia diwakili oleh BNPT, sedangkan dari pihak Spanyol diwakili oleh CITCO itu sendiri,” ujar mantan Kabareskrim Polri ini.

Dalam pertemuan tersebut, ujar Suhardi, kedua pihak juga bertukar informasi tentang perkembangan ancaman terorisme pada kedua negara termasuk radikalisme melalui media sosial serta foreign terrorist fighter (FTF).

Setelah bertukar informasi dan saling mendengarkan informasi mengenai ancaman terorisme, maka Indonesia dan Spanyol pun sepakat untuk meningkatkan kerja sama penanggulangan terorisme ke depannya,” ujar mantan Kabareskrim Polri ini.

Dalam paparannya di hadapan petinggi CITCO, mantan Kapolda Jawa Barat ini menjelaskan, terorisme telah menjadi ancaman global yang serius. Apalagi dalam kurun waktu sepuluh tahun yang lalu dan tidak ada negara yang kebal dari terorisme. Serangan teroris telah terjadi di seluruh dunia, mulai dari Madrid pada 2004, Nice, Berlin, Istanbul, Brussel, New York, London, Paris termasuk Jakarta.

Kami beruntung sejauh ini kami berhasil mendeteksi dan meminimalkan serangan yang jauh lebih serius. Kami menggunakan dua langkah dalam penanggulangan terorisme yaitu soft approach (pencegahan) dan hard approach (penindakan). Kami sampaikan pula bahwa pada beberapa pekan lalu kami tidak punya pilihan selain menembak tiga teroris di Jawa Timur karena aparat kami mendapatkan perlawanan,” ujarnya.

Menurutnya, tujuan utama dari kelompok teroris tersebut yakni untuk berupaya membangun negara Islam dengan mengubah konstitusi negara Indonesia. “Mereka telah mengatakan bahwa negara barat dan pemerintah sebagai musuh. Mereka menyatakan jihad sebagai strategi mereka untuk melawan,” ujarnya.

Di pertemuan tersebut, mantan Kepala Divisi Humas Polri ini menjelaskan, BNPT bertanggung jawab untuk merumuskan kebijakan, strategi dan program nasional atau pemerintah pusat di bidang penanggulangan terorisme, serta mengkoordinasikan institusi pemerintah dalam hal implementasi kebijakan nasional.

BNPT sendiri saat ini telah berkoordinasi dengan 31 kementerian/lembaga pemerintah ditambah pemerintah provinsi dalam menerapkan kebijakan nasional untuk penanggulanggan terorisme ini.

Termasuk dalam menjalankan program deradikalisasi untuk dapat menyentuh akar permasalahan terorisme yang ada di hulu tentunya kami tidak bisa bekerja sendirian. Perlu adanya dukungan dari kementerian dan lembaga terkait juga. Dan pihak Spanyol pun mengapresiasi program deradikalisasi yang telah dijalankan di Indonesia,” ujarnya.

José Luis Olivera Serrano selaku pimpinan CITCO pun juga menyampaikan penghargaan yang tinggi atas terlaksananya pertemuan tersebut. Seperti diketahui, CITCO merupakan Badan Anti Teror yang berada di bawah Kementerian Dalam Negeri Spanyol. Seperti juga halnya dengan BNPT, CITCO terdiri dari sejumlah 21 satuan kerja.

Dalam kunjungannya ke Spanyol, Kepala BNPT didamping Mayjen TNI Gautama Wiranegara (Sekretaris Utama/Sestama BNPT), Amrizal, MM, (Inspektur BNPT), Brigjen Pol Hamidin (Deputi III bidang Kerjasama Internasional), Brigjen Pol Budiono Sandi (Direktur Kerjasama Bilateral), Brigjen Pol Torik Triyono (Direktur Penindakan) dan Wandi Adriano Syamsu (Kasubdit Kerja Sama Amerika-Eropa). Turut mendampingi pula dalam pertemuan tersebut para pejabat KBRI di Madrid, Spanyol.

   Berita Satu  

PT Pindad Kejar Persaingan Produk Militer Dunia

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinyk6i_-R6QEYx7W2TAPTwp5F5wjHtoDo3WfIaODofzgyx9c6zzRgyA2haLU7Lkcqdj0oU7FuK2rsjr7L2wN2OF61d-Jy1RZChvft4cvzKkWMxVuiggwCWwJkchyphenhyphenVrgTV6Q6YMrabogAdb/s1600/69EAOk+med+tank+FNSS.jpgIlustrasi terbaru penampakan medium tank FNSS

I
ndustri pertahanan PT Pindad (persero) sedang mengembangkan produksi medium tank, bekerjasama dengan perusahaan asal Turki, FNSS. Kendaraan ini diproyeksikan memiliki daya gempur yang luas, tahan terhadap senjata balistik, dan anti ancaman ranjau. Tank ini diharapkan bisa mengejar persaingan produk militer dunia.

Gambaran tersebut dilontarkan Direktur Utama PT Pindad, Abraham Morse, saat HUT PT Pindad di Jalan Kuaracondong, Bandung, Sabtu, 29 April 2017.

Disebutkan, pengembangan produksi tank kelas medium tersebut, merupalan salah satu peningkatan kemampuan produksi kendaraan lapis baja. Apalagi, PT Pindad selalu mengikuti dan menyesuaikan perkembangan kebutuhan zaman, termasuk produksi kendaraan lapis baja, yang kini dikembangkan pada produk tank kelas medium.

Soal produksi tank kelas medium tersebut, katanya, PT Pindad juga turut serta dalam tujuh program prioritas kementerian pemerintah.

Inovasi produk terus dikembangkan, di mana sejumlah produk kendaraan lapis baja produksi PT Pindad sudah mendapat kepercayaan dari organisasi dan ajang internasional, seperti Perserikatan Bangsa Bangsa untuk mendukung misi perdamaian di Afrika, di Libanon, UNAMID di Sudan, dan MINUSCA.

Gambaran itu, katanya, menjadi prestasi khusus bagi PT Pindad karena kualitas produk-produknya sudah dapat disejajarkan dengan kelas dunia lainnya.

Sudah lebih dari 40 unit kendaraan tempur buatan PT Pindad yang mendukung pasukan Garuda Indonesia dalam mempertahankan perdamaian dunia
.

  Pikiran Rakyat  

Jumat, 28 April 2017

Pesanan TNI AL Menjadi Alat Promosi

Dengan beberapa tambahan teknologi di dalamnyaTeknisi memotong plat baja untuk pembuatan Kapal Landing Platform Dock (LPD) pesanan TNI Angkatan Laut di PT PAL Indonesia (Persero), Surabaya, Jawa Timur, Jumat (28/4/2017). Pesanan kapal dengan panjang sekitar 124 Meter dan lebar 21 Meter tersebut untuk memperkuat dan mendukung armada Republik Indonesia. (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) kembali memesan kapal perang ke PT PAL Indonesia. Kapal yang dipesan jenis Landing Platform Dock (LPD) dengan beberapa tambahan teknologi di dalamnya.

Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) Budiman Saleh mengatakan pesanan TNI AL itu merupakan lanjutan dari kontrak kerja Nomor KTR/03/02-49/I/2017/Disadal pada 11 Januari 2017. Kontrak itu dilanjutkan dengan prosesi pemotongan pelat pertama kapal atau first steel cutting di Bengkel Fabrikasi Divisi Kapal Niaga oleh Laksamana Muda TNI Mulyadi.

"Pasar dalam negeri merupakan salah satu potensi besar dan panjang untuk terus digali, ditambah pasar baru luar negeri," ucapnya.

Oleh karena itu, kata dia, dengan pengembangan teknologi kapal terbaik untuk dalam negeri, diharapkan berkembang secara berkelanjutan ke luar negeri. Budiman mengaku, dengan pemenuhan pasar dalam negeri khususnya TNI AL bisa menjadi salah satu alat promosi sekaligus meyakinkan pasar luar negeri.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTkODkPcErJajth7V57NcBSTVhywYsqMCCMLVBsq_hNtz0FjH6_90TjlBPC4cTewRoq50IXp9GeiXRTIX-xIS_LsgMOGf7kh1Kvg8kmfeEE0D-gBT2TkGn5Ljb4JX5OmL7crU1LmpOCYkQ/s1600/BRP_Tarlac_Philippine_Navy.jpgBRP 601 Tarlac pesanan Filipina [Pasific Sentinel]

"Sehingga kami bersama-sama dengan TNI AL bisa meyakinkan pasar luar negeri, salah satunya yang potensi adalah Malaysia dan negara-negara di Afrika," tuturnya.

Sementara untuk kapal yang dipesan TNI AL kali ini memiliki panjang kurang dari produksi LPD sebelumnya, namun mempunyai keunggulan kapasitas pengangkutan yang lebih besar. Total panjang kapal sekitar 124 meter, dan memiliki lebar 21 meter, dengan kecanggihan mampu mengangkut pasukan beserta crew sebanyak 771 personel, dan mampu berlayar selama 15 hari dengan kecepatan mencapai maksimal 16 knot.

Digerakkan dengan 2 mesin setara 3.900 Hourse Power (HP), dan bobot penuh sebesar 7.200 ton, serta dapat menjangkau jarak sepanjang 10.000 mil laut. Selain itu, juga mampu menampung tiga Helikopter standby, dan dilengkapi kekuatan medis, serta dapat menjalankan operasi kemanusian (non-militer).

Kapal juga mampu membawa serta empat kapal, terdiri dari dua jenis kapal pengangkut pasukan batalyon dan dua kapal pengangkut pasukan patroli militer. Pada saat terjadi musibah dan bencana, kapal juga mampu menjalankan misi kemanusiaan baik secara evakuasi, pencarian, penyelamatan bahkan fungsi administrasi pemerintahan yang bergerak.

Untuk target penyelesaian pengerjaan kapal diperkirakan selama 23 bulan, dan diharapkan mampu membantu dalam tugas kemiliteran dan non-kemiliteran TNI AL.
 

  antara  

LPD Pesanan TNI Mulai di Bangun

[Imam Wahyudinata]

TNI AL kembali memesan kapal Landing Platform Deck (LPD) ke PT PAL. Kapal LPD ke-3 yang dipesan TNI AL ini direncanakan akan digarap dan selesai dalam waktu 23 bulan. "Terima kasih kepada TNI AL yang telah mempercayakan pembuatan kapalnya ke kami," ujar Dirut PT PAL Budiman Saleh dalam sambutannya pada acara Ceremony of First Steel Cutting Kapal Landing Platform Dock (W000298) di bengkel fabrikasi divisi kapal niaga PT PAL Surabaya, Jumat (28/4/2017).

Untuk pembuatan kapal LPD, kata Budiman, PT PAL memang telah mempunyai pengalaman. Sebelumnya PT PAL telah menerima dan menyelesaikan pesanan kapal LPD juga dari TNI AL yakni KRI Banjarmasin 592 dan KRI Banda Aceh 593.

Kapal LPD ketiga pesanan TNI AL ini dipesan TNI AL melalui kontrak dengan nomor TR/03/02-49/I/2017/Disadal pada 11 Januari 2017. First Steel Cutting atau pemotongan plat pertama ini, kata Budiman, maju dua bulan lebih awal. Kapal ini direncanakan selesai dalam waktu 23 bulan.

"Ini adalah penyemangat bagi kami untuk menyelesaikan lebih cepat. Dan kami menyambut untuk pesanan selanjutnya," tandas Budiman.

Asisten Logistik KASAL Laksamana Muda TNI Mulyadi yang melakukan first steel cutting mengatakan bahwa pemilihan PT PAL untuk menggarap kapal LPD berkaca pada kebehasilan PT PAL dalam melakukan penggarapan kapal sejenis sebelumnya. Selain itu, TNI AL juga mendorong kebijakan pemerintah dalam hal peningkatan industri nasional.

"Kemampuan PT PAL harus kita pelihara. Agar tak tergantung negara lain, (pesanan) harus kita beri terus. Kalau tak ada order, maka kemampuan akan menurun," ujar Mulyadi.

Pembangunan kapal LPD menurut Mulyadi juga masuk dalam rencana strategis jangka panjang dalam rangka pemenuhan kekuatan persenjataan. Selain untuk kepentingan militer, LPD juga bisa digunakan untuk membantu masyarakat seperti menyalurkan bantuan dan misi kemanusiaan.

Mengenai first steel cutting yang maju dua bulan lebih awal, Mulyadi mengapresiasinya. Yang penting kapal juga harus selesai dua bulan lebih awal dari target 23 bulan yang ditentukan.

"Start-nya maju dua bulan, mudah-mudahan finish-nya dua bulan juga sebelum delivery. Saya guyoni, kalau terlambat saya denda, tapi kalau nggak ya Alhamdulillah, tapi nggak ada pertambahan nilai," gurau Mulyadi.

Mengenai kasus KPK yang menjerat dirut PT PAL sebelumnya, Mulyadi mengatakan bahwa itu tidak ada hubungannya dengan TNI AL. Itu hanyalah sedikit ujian untuk PT PAL agar terus berbenah.

"Itu nggak ada hubungannya dengan AL. Itu sedikit tersandung. Organisasi harus tetap jalan. Dirutnya juga sudah ada yang baru," tandas Mulyadi.

Spesifikasi kapal LPD yang dipesan TNI AL adalah sebagai berikut, panjang 124 meter, lebar 21 meter, kecepatan maksimal 16 knot, bobot penuh 7.200 ton, digerakkan dengan 2 mesin setara 3.900 HP, mampu mengangkut pasukan beserta crew sebanyak 771 personel, mampu menampung 3 helikopter, mampu membawa 4 kapal yakni 2 jenis kapal pengangkut Pasukan dan batalyon dan 2 kapal pengangkut pasukan patroli militer.

  detik  

Rabu, 26 April 2017

Ilustrasi MMWT FNSS-Pindad Terbaru

Modern Medium Weight Tank
  Beredar Ilustrasi Terbaru Medium Tank hasil kerjasama FNSS bersama Pindad. Terlihat perbedaan bentuk dari hasil ilustrasi pertama yang ditampilkan pada pameran Indo defence 2016 lalu.

Hasil pandang awam, turret dan hull tank, nampak perbedaan bentuk. Turret diyakini pada ilustrasi diatas menggunakan turret Cockerill XC-8 kaliber 105 mm, yang sama di gunakan Medium Tank CV90105 hasil kerjasama CMI defence dan BAE. [Bordobel]


Sedangkan penampilan pertama MMWT hasil kerjasama FNSS - Pindad pada pameran Indo Defence 2016. [FNSS]
http://www.cmigroupe.com/sites/default/files/article/CMI-Defence-Cockerill-105mm-CV90.jpg

Penampilan medium tank kerjasama CMI Defence bersama BAE menggunakan turret yang sama, dipilih militer Indonesia. [CMI Group]

  Garuda Militer  

TNI AU Gandeng Kemenhub untuk Integrasikan Radar

Perusahaan swasta nasional dalam bidang elektronika dan sistem informasi PT Infoglobal dilibatkan dalam proyek integrasi radar militer dan sipil tersebut [Infoglobal] ★
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, menyatakan TNI AU akan menambah radar miliknya yang saat ini berjumlah 20 radar menjadi 32 buah. Selain itu TNI AU juga akan mengintegrasikan radarnya dengan radar milik Kemenhub.

(TNI AU) juga akan melengkapi radar Lanud yang saat ini ada 20 dan ke depan akan ditambah 6 dan 6 lagi (12 buah). Total yang akan kita miliki ada 32 radar,” ujar Hadi usai meresmikan Monumen F-5 E/F Tiger II di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Yogyakarta, Selasa (25/4/2017).

Angka 32 radar, kata Hadi, masih merupakan jumlah basic minimun force dan dinilai belum ideal. Sedangkan jumlah idealnya lebih dari itu. Untuk mengatasi persoalan itu, saat ini TNI AU telah bekerjasama dengan Kemenhub untuk melakukan integrasi radar.

Kita sedang bekerjasama dengan Kemenhub untuk menggunakan radar-radar mereka sehingga bisa kita integrated dengan radar yang kita miliki,” kata Hadi.

Pada awal tahun yang lalu, dalam Rapim TNI AU di Mabes Cilangkap, Jakarta Timur, (24/1), Hadi sempat menjelaskan 12 radar baru ini akan ditempatkan di daerah yang rawan pelanggaran. Selain itu, radar tersebut akan ditempatkan di daerah yang belum terjangkau.

Sehingga jika ada pelanggaran, maka bisa kita deteksi. Radar itu akan digelar di mana saja, di Kupang, di Pontianak, di dekat Ambon, kemudian bagian Sumatera, jadi mana tempat yang bolong kita tempatkan radar itu,” tutur Hadi saat itu.

  detik  

Selasa, 25 April 2017

KBRI Promosikan Produk Indonesia di Pameran Gambia

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2nITeYytfw5-7eRaZRJ3Gp9_kYatJV9r18Vsw0fESXyb_KFn7TlDs7rhW-Iwd5gGpNIu6LqqOqIF1adHnF1mQkSjMjFYt69UHL3xjFyP55byg14qbzFpUG2HjSWC7PwgPwpnRvLGrysM/s1600/2013+nov+aerotech+2.jpgIlustrasi CN 235 ★
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Dakar mempromosikan produk-produk Indonesia dalam pameran dagang Gambia, Trade Fair Gambia International (TFGI), ke-11 yang berlangsung 15-30 April 2017.

Pameran dagang internasional itu diselenggarakan oleh kamar dagang dan industri (KADIN) Gambia di Independence Stadium, Banjul, Gambia, seperti disampaikan dalam keterangan pers dari KBRI Dakar yang diterima di Jakarta, Senin.

Berbagai sampel produk nasional Indonesia yang dipromosikan pada pameran itu, antara lain produk hasil hutan, kayu, perabotan, rotan, kayu lapis, produk makanan, hasil tambang dan pertanian, sawit dan produk turunannya, produk hasil laut, tekstil, pakaian jadi, peralatan rumah tangga, elektronik, alat-alat listrik, dan produk plastik.

Selain itu, KBRI juga mempromosikan berbagai produk industri strategis dan unggulan Indonesia, antara lain produk PT. Dirgantara Indonesia, PT. INKA, PT. Pindad, PT. PAL, PT. Sritex.

Adapun barang-barang konsumsi sehari-hari asal Indonesia yang dipamerkan, antara lain sabun, minyak goreng, saos sambal dan tomat, biskuit, teh, kopi, permen, lotion anti nyamuk, balsam gosok.

Pameran TFGI ke-11 itu secara resmi dibuka oleh Wakil Presiden Gambia, Fataoumata Tambajang, yang dalam pidatonya menyampaikan pesan Presiden Gambia, Adama Barrow.

Pemerintah Gambia sedang fokus membangun sektor pertanian, perikanan, energi dan infrastruktur. Dalam bidang perdagangan, Pemerintah Gambia akan mengurangi berbagai hambatan dan mempermudah dalam melakukan bisnis di Gambia serta menciptakan lingkungan bisnis yang bersahabat.

Duta Besar RI Dakar yang juga merangkap Gambia Mansyur Pangeran dan Ketua KADIN Senegal Serigne Mboup menjadi tamu kehormatan pada pameran dagang terbesar di Gambia tersebut.

Ketika berkunjung ke stand Indonesia, Wakil Presiden Fataoumata Tambajang disambut Dubes Mansyur Pangeran, yang kemudian memberikan penjelasan mengenai produk-produk industri strategis dan unggulan Indonesia.

Dubes RI juga mempromosikan pesawat CN-235 yang pernah membawa Presiden Gambia yang baru terpilih, Adama Barrow, dari Dakar ke Banjul pada Januari 2017 tidak lama setelah pesawat CN-235 tiba di Dakar.

Selain itu, dia menyampaikan tentang kerja sama pertanian RI-Gambia yang telah terjalin lama dengan berdirinya "Agricultural Rural Farmer Training Center" (ARFTC) di Jenoi untuk meningkatkan kapasitas petani Gambia.

"Saya sampaikan kepada Wapres Gambia mengenai kerja sama antara KADIN Indonesia-Gambia dalam bentuk nota kesepahaman yang ditandatangani di Jakarta tanggal 7 November 2016," ujar Dubes Mansyur. (*)

  Antara  

Dua Kapal Selam dari Korsel Segera Dikirim

Tiga kapal selam TNI AL buatan DSME Korea Selatan [Korps Hiu Kencana] ★
Kekuatan armada Angkatan Laut Indonesia bakal semakin tangguh. Juni mendatang, dua kapal selam jenis Chang-Bogo yang dipesan dari Korea Selatan akan dikirimkan. Kapal yang rencananya diberi nama KRI Nagapasa 403 dan KRI Ardadedali 404 itu bakal memperkuat Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) yang berpusat di Surabaya.

’’Saat ini yang punya fasilitas markas kapal selam baru Koarmatim. Maka, kapal baru itu nanti juga akan bermarkas di sana,’’ jelas Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksda Achmad Taufiqoerrochman.

KRI Nagapasa 403 dan KRI Ardadedali 404 dibuat oleh Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME). Seharusnya selesai Maret lalu. Namun, karena beberapa hal, kapal baru dikirimkan Juni. Saat ini dua kapal bertenaga diesel tersebut sudah meninggalkan galangan DSME untuk menjalani serangkaian uji di perairan Korea Selatan.

Sebenarnya, ada tiga kapal selam yang dipesan Indonesia. Satu lagi adalah KRI Alugoro 405. Kapal itu saat ini masih berada dalam perencanaan produksi.

Taufiq menjelaskan, mundurnya pengiriman KRI Nagapasa dan KRI Ardadedali disebabkan penyelesaian yang harus bersamaan. KRI Nagapasa harus menunggu selesainya konstruksi KRI Ardadedali untuk memulai uji coba. ’’Kalau satu diuji, satunya juga harus menemani,’’ ucapnya.

Ke depan, TNI Angkatan Laut akan menambah markas kapal selam. Dengan demikian, kapal selam tidak hanya bermarkas di Surabaya. Yang paling berpotensi untuk menjadi pangkalan kapal selam adalah Teluk Terate, Lampung. Tanah di lokasi teluk juga sudah merupakan aset milik TNI-AL. ’’Rencananya sudah lama, sejak zaman Presiden Soeharto,’’ ujarnya.

Saat ini Indonesia hanya memiliki dua kapal selam kelas Whiskey buatan Rusia. Yaitu, KRI Cakra 401 dan KRI Nanggala 402. Setelah kedatangan kelas Bogo, dua kapal era Perang Dunia II itu akan tetap dioperasikan.

Sementara itu, Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) Koarmatim Kolonel Indra Agus Wijaya mengatakan, markas satuan kapal selam sudah mempersiapkan infrastruktur yang dibutuhkan untuk kedatangan tiga kapal selam Bogo. ’’Dermaganya sudah siap untuk tiga kapal. Berdampingan dengan dermaga yang ditempati Cakra dan Nanggala,’’ ujarnya.

Selain itu, saat ini prajurit TNI-AL dari satuan kapal selam sudah melakoni serangkaian pelatihan di beberapa negara seperti Jerman, Spanyol, dan Norwegia. Kru kapal pertama, KRI Nagapasa, juga sudah berangkat ke Korea Selatan untuk latihan operasional sejak beberapa bulan lalu. ’’Satu kapal nanti diawaki oleh 40 orang,’’ katanya.

  Pontianak Post  

[Video] Menguji Senapan SS-2 Buatan Pindad

Liputan CNN PT Pindad, sudah dikenal sebagai produsen persenjataan. Pabrik yang terletak di Kota Bandung, Jawa Barat ini, memproduksi berbagai jenis senapan, kendaraan tempur, hingga amunisi. Bukan produk murahan, kualitas senjata buatan PT Pindad sudah teruji dalam berbagai turnamen.

  ★ Youtube  

Senin, 24 April 2017

Keel Laying PC 40 M

Keel Laying PC 40 M [Koarmabar]

Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut (Aslog Kasal) Laksamana Muda TNI Mulyadi, S.Pi., M.A.P., didampingi Kadisadal Laksamana Pertama TNI Prasetya Nugraha, S.T., Kadismatal Laksamana Pertama TNI Azis Ikhsan Bachtiar dan Kadisopslatal Laksamana Pertama TNI Didik Setiono meninjau lokasi pembuatan kapal perang jenis kapal cepat 40 Meter dengan persenjataan di Galangan Kapal PT. Caputra Mitra Sejati (CMS) Banten Jalan Salira-Bojonegara, Puloampel, Kabupaten Serang, Banten. Kamis (20/4).

Rombongan lain yang juga turut hadir dalam kegiatan tersebut yakni Kasubdis Adagri Disadal Kolonel Laut (T) Supriyanto, Paban 1 Srenal Kolonel Laut (P) Dafit Santoso, Paban VI Slogal Kolonel Laut (T) Eddy S, Sekdissadal Kolonel Laut (T) Supriatno dan Kasubdis Dalada Disadal Kolonel Laut (T) Edhi Prasetya.

Dalam kunjungannya Aslog Kasal beserta rombongan disambut dan didampingi oleh Dirut PT. CMS Bapak Kriss Pramono beserta jajaran direksi PT. CMS, Danlanal Banten Kolonel Laut (P) Rudi Haryanto S.E Dansatgas PC 40 TA. 2016 Kolonel Laut (T) Al Sunaryo serta Dansatgas PC 40 TA. 2017 Kolonel Laut (T) Christanto Pratomo.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvcwhbCrSh9oxUcCLLvi6BhqalyPkr9z3ICPycR3GTm4rDrbUgZvf4qGYh0lOkiAvs8DpKoWkwXaELaitA21GQwAKwbbKglNoKC3SZeumiwqA9mbCxIR4ee2SX5jQENf3BoHY8XYJmakvV/s1600/pc-40-3KRI+Tatihu+%2528853%2529.jpgDalam amanatnya, Aslog Kasal menyampaikan ucapan terima kasih kepada Direktur Utama PT. CMS beserta jajarannya atas terselenggaranya Pembangunan Kapal PC 40 Meter yang dilaksanakan oleh PT. Caputra Mitra Sejati merupakan realisasi dari renstra pembangunan kekuatan TNI Angkatan laut menuju pencapaian kekuatan pokok Minimum atau Minimum Essensial Force, sekaligus merupakan komitmen TNI Angkatan Laut dalam mengimplementasikan UU No 16 tahun 2012 yaitu untuk pemberdayaan industri dalam negeri.

Lebih lanjut Aslog Kasal mengatakan saat ini pembangunan Kapal PC 40 Meter pesanan TNI Angkatan Laut yang dibangun di galangan PT. Caputra Mitra Sejati telah memasuki tahapan Keel Laying yang merupakan simbolik dimulainya pekerjaan kontruksi dalam pembangunan Kapal Perang yang mengandung pengertian munculnya wilayah baru, Negara, Bendera. Dengan demikan, Keel Laying adalah kegiatan yang penting dalam Sequence pembangunan kapal perang.

Aslog Kasal berharap agar pembangunan kapal cepat ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu dan tepat mutu yang tentu untuk mencapainya dibutuhkan kerja keras, kerja serius dan kerja cerdas baik oleh pihak galangan maupun dari Satgas.

  ⚓ Koarmabar  

Sabtu, 22 April 2017

Kisah Heroik Penerbang TNI AU

✈ Selamatkan Sukhoi ✈ Pesawat tempur Su-30Mk2 TS-3009 [TNI AU]

Penerbang TNI Angkatan Udara, Letkol Pnb Anton Palaguna dan Lettu Pnb Ahmad Finandika berhasil menyelamatkan diri bersama Sukhoi-30 MK setelah salah satu mesin pesawatnya mendadak bermasalah karena ditabrak seekor burung.

Penerbang dari Skadron Udara 11 Lanud Hasanuddin Makassar itu mengalami kejadian tersebut pada saat gladi bersih HUT TNI AU, 7 April 2017 lalu di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta.

Anton menjelaskan, kejadian itu dialaminya pada saat Sukhoi yang dibawanya itu berada di ketinggian 700-800 kaki. Menurutnya, mesin sebelah kiri ditabrak burung, setelah Sukhoi yang dibawanya itu baru saja melakukan take off.

"Kami take off dengan benar, yaitu dengan daya dorong yang maksimum, tapi pada saat kami sudah melaksanakan clean konfiguration, tiba-tiba di ketinggian kurang lebih 700-800 feet, ada sesuatu yang menabrak kami," kata Anton di Mabesau Cilangkap, Jakarta, Jumat (21/4/2017).

Setelah mengetahui mesin sebelah kiri Sukhoi itu mengalami masalah, Anton kemudian meminta Ahmad yang berada di belakangnya untuk mengecek keadaan. Ternyata, mesin itu sudah mengalami ledakan api sebanyak lima kali.

Anton kemudian segera mengambil tindakan untuk menghindari resiko besar yang bakal terjadi. Dia memutuskan, untuk mematikan mesin sebelah kiri sambil mempertahankan yang kanan untuk menyelamatkan diri dan pesawat yang dibawanya.

Penyerahan sertifikat Well Done oleh KSAU [Angkasa]

"Karena kalau kami tidak mematikan engine itu, maka pesawat ini akan meledak. Kami matikan," ujarnya.

Anton menegaskan, bisa saja keduanya melakukan penyelamatan diri dengan keluar melalui kursi lontar dari pesawat tersebut. Namun apabila itu dilakukan, katanya, maka Sukhoi-30 yang merupakan alutsista milik TNI AU dan juga masyarakat yang ada di sekitarnya akan mengalami bahaya.

Anton kemudian memutuskan untuk tetap melakukan landing dengan satu mesin sebelah kanan. Ia mencoba mengurangi bahan bakar dengan memutar-mutar dulu untuk memudahkan mendarat.

"Ini sulit, karena biasanya pada saat landing pilot akan mengurangi power, tapi kita harus dengan full power," ungkap dia.

Keberhasilan kedua perwira TNI AU itu kemudian mendapatkan apresiasi dari Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. Keduanya langsung diberikan 'Penghargaan Welldone' atas tindakan berani dan tepat yang dilakukannya tersebut.

"Semoga penghargaan ini dapat memberikan motivasi yang baik bagi seluruh personel TNI AU," kata Hadi.

  Rilis